Simalungun – Kelapa sawit (Elaeis) adalah tanaman perkebunan penting penghasil minyak makanan, minyak industri, maupun bahan bakar nabati (biodiesel). Badan Usaha Milik Negara (BUMN) milik Indonesia adalah merupakan penyumbang devisa terbesar, sehingga pengelolaan perkebunan kelapa sawit terus dilakukan pengawasan yang ekstra ketat sehingga pemeliharaan pokok sawit selalu terawat dan akan menghasilkan buah yang baik pula.
Perawatan sejak dini terhadap tanaman belum menghasilkan (TBM) menjadi salahsatu aspek penting untuk diperhatikan agar kelak kelapa sawit membuahkan hasil maksimal.
Adapun perawatan seperti pendaringan, penyiangan, penyulaman, pemupukan, dan pemberantasan hama dan penyakit, wajib dilakukan agar pertumbuhan tanaman kelapa sawit sehat dan normal.
Namun hal itu terkesan tidak dilakukan oleh pihak manajemen PTPN IV Unit BANGUN Regional I di afdeling III dilokasi yang tertuang sesuai geografis kecamatan Siantar kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara Jumat(28/02/25). Terutama terhadap TBM (Tanaman Belum Menghasilkan).
Dari pantauan awak media TBM(Tanaman Belum Menghasilkan)milik milik PTPN IV itu terlihat Area piringan semak Rumput alias tidak cemis,anakan sawit pun dipiringan tampak sangat subur dan jangkos pun tidak di temukan padahal sudah keadaan pembuangan bunga (KASTRASI).
Serangan hama dan penyakit tersebut tampak melalui gejala-gejala fisik yang timbul pada tanaman. Sehingga, jika tidak segera dikendalikan, maka dapat mengakibatkan rendahnya perkembangan dan produktivitas kelapa sawit.
Salahseorang warga sekitar yang kebetulan sedang mencari rumput untuk sapi di areal itu bilang; ”Kami rutin mencari rumput di kebun sini bang, mengingat di kebun ini banyak tumbuh rumput liar yang kebetulan disukai ternak kami.”ungkapnya
awak media ceklisdua.net Mencoba konfirmasi melalui pesan Whatsapp selaku manager unit Sunggul Wandy Haloho terkait TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) namun tidak memberikan Tanggapan alias Bungkam.hingga Berita di turunkan ke meja Redaksi. (RG)